Audi 2010
Kecelakaan air terjadi di Karanganyar ketika seorang anak balita tewas sebab jatuh ke Media KARANGANYAR – Seorang bocah bawah lima tahun (balita) asal Dusun Sanggringan RT 002/RW 002, Ngunut, Jumantono, Karanganyar, mempunyai nama Audi, 3, meninggal dunia sebab jatuh ke dalam sumur, Kamis (25/8/2016).

Peristiwa nahas tersebut terjadi selama jam 09.00 WIB. Sebelum jatuh ke sumur, korban bermain tak jauh dari sumur di samping Masjid Baitul Al Iklas. Kedalaman sumur selama 20 meter, dan diameter satu meter. Saat tersebut korban bermain bareng saudaranya yang pun seumuran. Mereka bermain pasar-pasaran. Ibunda korban, Ny. Mul, yang berprofesi sebagai guru di Karanganyar, sedang melatih di sekolah.
Ayah korban, Ngadiman, dan kakek korban, Warso, bekerja di ladang. Di rumah, korban yang berjenis kelamin perempuan, dirawat neneknya, Karmi. Korban ialah anak kesatu dari dua bersaudara.
Saat orang tua bekerja, adik korban dititipkan untuk tetangga. Informasi yang didapatkan Media dari jejaring sukarelawan tanggap bencana, sesaat sebelum kejadian, korban bermain bareng saudaranya. Sedangkan sang nenek sedang mipili [memetik kacang dari tangkainya] di depan rumah. Setelah berlalu dengan pekerjaannya, sang nenek mengecek eksistensi korban. Betapa kaget sang nenek memahami cucunya tidak ada.

Sejurus lantas dia memberi tahu semua tetangga, dan mencari eksistensi korban. “Korban ditemukan telah tidak bernyawa di sumur,” ujar sukarelawan tanggap bencana, Supriyanto.
Evakuasi jasad korban dilaksanakan oleh personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar. Evakuasi jenasah dilaksanakan dengan teknik turun ke sumur memakai tali.
Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, melewati Kapolsek Jumantono, AKP Suryanto, mengonfirmasi adanya anak balita yang meninggal dunia sebab jatuh ke sumur.

Berdasarkan keterangan dari dia kejadian itu murni kecelakaan, bukan sebab tindak kejahatan. Pihak keluarga menampik jasad korban diotopsi. “Pihak family sudah mengaku secara tertulis,” ujar dia.
Suryanto menyatakan proses pengungsian jenasah korban oleh personel BPBD dilangsungkan sekitar satu jam. Saat sukses dievakuasi, situasi korban memang telah tidak bernyawa.
“Saat sukses diangkat terbit sumur korban telah meninggal. Kan sudah lumayan lama di sumur. Proses pengungsian korban saja memakan waktu selama satu jam lebih sedikit,” imbuh Suryanto.

Sedangkan Kasi Trantib Kecamatan Jumantono, Suyatno, menuturkan jenasah korban dimakamkan pihak family Kamis sore. “Pemakaman langsung senja ini [kemarin],” kata dia.