Captiva 2019
BEKASI, Media – Diluncurkannya model baru Chevrolet Captiva Diesel di proving ground kepunyaan perusahaan ban di Kerawang, Jawa Barat, kemarin (16/11), pun dibarengi dengan tes singkat bikin wartawan. Media ikut menjajal SUV yang membawa sederet evolusi besar, utamanya pada sektor penyuplai tenaga.
Di balik bonet terpampang mesin yang sudah mengangkat teknologi DOHC (sebelumnya masih SOHC). Meski kapasitasa mesin masih sama 2.0L, tetapi diameter piston lebih besar, dan rasio kompresi turun dari 17,5 menjadi 16,5. Penggerak noken as yang sedianya menggunakan timing belt berubah jadi timing chain (rantai) dengan dalil perawatan gampang dan tahan lama. Konstruksi posisinya juga ikut berubah laksana letak turbo yang pindah dari belakang ke depan (dekat radiator), intake dan exhaust yang bertukar tempat.
Tidak melulu sebatas evolusi komponen dan re-posisi, New Captiva Diesel pun disesaki pelbagai barang baru laksana variabel swirl yang bermanfaat mengatur udara di lubang masuk (intake), High-efficiency Exhaust Gas Recirculation yang bertugas mencukur jalur gas buang guna kembali dihanguskan sehingga dapat menekan kadar emisi. Di samping itu, untuk meminimalisasi getaran pada mesin di pasang pun sebuah peredam NVH (Noise Vibration and Harshness).
Hasil dari semua evolusi tersebut, performa juga yang semula 150 PS bertambah jadi 163 PS dan torsi dari 320 Nm jadi 360 Nm. Bahkan torsi maksimal yang sebelumnya sedang di 2.000 rpm kini dapat didapat pada rentang 1.750 – 2.750 rpm. Ini sangat menolong efisiensi bahan bakar dan akselerasi lebih dini.
Ketika dijajal, ketika pedal gas diinjak sarat untuk berakselerasi, mobil langsung merespon dengan baik. Tubuh agak tertarik ke belakang sebagai efek hempasan tenaga yang lumayan baik. Rentang torsi maksimal bisa terasa saat melakukan tikungan tak terlampau tajam dan slalom. Saat perlu tenaga lebih, lumayan menekan sedikit, mobil langsung melejit cocok kebutuhan.
Kinerja mesin yang sudah lumayan optimal ini pun ditunjang dengan pemindah tenaga yang sesuai. Transmisi otomatis 6 percepatan dengan teknologi tiptronic dapat memberikan jeda eksodus gigi yang tidak lama dan halus tanpa hentakan kendati pedal gas anda tekan sampai mentok.
Sayangnya, performa ini hanya dapat didapat andai pasokan bahan bakar yang diserahkan sesuai dengan keperluan mesin, laksana solar dengan kadar sulfur di bawah 500 ppm. Bahan bakar itu baru dapat diisi oleh Pertamina DEX dan mempunyai harga jual yang lumayan merogoh kocek. Sedangkan bahan bakar beda masih sedang di kisaran 800 sampai 1.300 ppm.