Chevrolet Daewoo
Di ketika kompetitor lain telah berganti model, Captiva masih pede dengan modelnya yang tidak berubah total dari 2007. Membandingkan bentuknya dengan Honda CR-V Turbo, Mazda CX-5 generasi kedua dan Nissan Rogue facelift, format Captiva ialah yang sangat usang dan tidak menarik, sebab tidak terdapat yang baru total. Di sisi lain, kami menghargai revisi muka Captiva facelift ini, minimal kelihatan bedanya dibanding yang sebelum facelift.

Namun ubahan signifikan melulu di depan, di sisi beda tidak terdapat yang begitu mencolok. Lampu depannya telah menawarkan projector lens dan LED DRL, tetapi sayang bohlam utamanya masih halogen. Andai telah LED atau paling tidak pakai Xenon, tentu oke punya. Logo bow tie Chevy kini pindah ke unsur atas gril, bukan di tengah-tengah laksana Captiva yang kemarin. Sekarang, Chevrolet Indonesia memasarkan Captiva dalam opsi LS FWD, LT AWD dan LTZ FWD, semuanya diesel.
Kami suka bagaimana Daewoo… Maaf, maksudnya Chevrolet menciptakan ruang roda Captiva tampak padat berisi. Pelek 19 inci two-tonenya dibalut ban Hankook Optimo yang ukurannya pas, tidak ketebalan dan tidak ketipisan. Safety guna remnya sudah menyeluruh dengan rem cakram di 4 roda yang telah terpasang ABS, EBD dan tetek bengek keselamatan lainnya. Jangan percaya fender fin di fender depan, tersebut palsu.
Tapi fitur Blind Spot Monitoring di Captiva LTZ jelas tidak palsu. Sama laksana mobil-mobil Eropa (dan Mazda sekarang), fitur ini menginformasikan pengemudi via alarm dan flashing icon di kedua spion samping andai ada motor/mobil di blind spot yang bakal mendekati kita. Good point, di samping roof rail yang dapat dipakai guna roof box dan side footstep untuk menolong akses masuk. Sayang ia muncul tanpa sunroof.
Di belakang, sama sekali tak terdapat yang lain jauh dikomparasikan Captiva lama, paling melulu lampu belakang LED yang lebih rapi penataannya. Dengan 4 sensor parkir dan suatu kamera parkir, hal parkir jadi kian mudah. Kami tidak cukup suka dengan pengemasan kamera parkirnya yang tidak cukup sleek dan clean, sebab rumah kameranya terlampau besar, lagipula warna hitamnya menciptakan ia laksana tahi lalat besar. Sudah begitu, resolusinya agak rendah ketika disimak di layar head unit.
Itu poin minusnya. Poin plusnya, kamera parkir ini sudah menyokong guidelines atau garis pembimbing parkir, walau garisnya tak dapat belok ketika setir diputar. Poin plus lainnya ialah adanya Rear Cross Traffic Alert (RCTA) yang akan menyerahkan warning di sisi kiri/kanan layar head unit bila ada sesuatu yang bakal lewat di belakang mobil ini. Detail bagus lainnya merupakan, tombol guna smart entry terdapat di semua handle pintu penumpang, depan-belakang maupun kiri-kanan.
Masuk ke dalam, desain interior Captiva 2007 yang usang masih lumayan dominan. Andai Chevrolet inginkan mulai meriset model baru Captiva luar dalam, kami akan paling menghargainya. Untung saja, interior ini disajikan dengan material yang lunak dan solid di dashboard atas, panel pintu atas dan lain-lain, walau setengah ke bawah masih menggunakan plastik yang biasa. Build quality dan fit-finishingnya jempolan, walau di unsur AC agak tak sebagus unsur lainnya.
Setir Captiva lama yang terlampau besar sekarang sudah dibuang, diganti dengan yang ukurannya lebih ringkas. Komplit pula, sebab sudah terdapat cruise control, audio steering switch, voice command dan sejumlah hal beda yang dapat diatur via setir. Mobil ini telah punya tilt-telescopic steering, serta jok elektrik bikin pengemudi yang pengaturannya leluasa, tetapi urusan posisi mengemudi, kami merasa terdapat rival di ruang belajar ini yang lebih spot-on dan pas posisinya daripada Captiva.

Ada tidak sedikit sekali info di layar MID monokrom kepunyaan Captiva, termasuk desakan ban dan konsumsi BBM rata-rata. Sayangnya, kami merasa pemilihan menu MID di unsur kanan pengemudi agak tidak cukup nyaman, bakal lebih baik andai dipasang di setir pun (tapi setir bakal jadi banyak sekali tombolnya). Di dekat 4 tombol untuk menyaksikan menu MID, terdapat kenop guna mengatur-atur leveling lampu depan, dan Captiva ini telah komplit dengan auto headlamp plus auto wiper.
Akan tetapi, menurut sejumlah user Captiva, sensor auto headlamp-nya terlampau sensitif, jadi kena bayang-bayang sedikit saja, lampunya langsung nyala, tetapi untuk sensor wipernya tak terdapat masalah berarti. Spion tengah telah electrochromatic, alias dapat terang/gelap sendiri. Kualitas pengerjaan Captiva yang jempolan kembali diperlihatkan via pelapisan kain halus di dalam glovebox dan storage kecil di dalamnya. Good one.
Di dekat tombol electric parking brake Captiva, terdapat 2 buah cup holder, tetapi ia dapat dibuka dan menghadirkan storage yang lega dan lumayan dalam. Center console box-nya pun praktis dan dapat jadi armrest, tapi tersebut semua tidak diimbangi dengan kantong pintunya yang agak kecil. Beranjak ke unsur tengah, head unit baru Captiva rupanya mengorbankan storage, karena andai di Captiva dulu terdapat storage di unsur tengah atas dashboard, kini tak ada.
Namun andai ditanya crossover/SUV dengan fitur multimedia tercanggih di pasaran, Captiva pantas dijagokan. Pasalnya, ia ialah mobil non-premium kesatu di Indonesia yang berani menawarkan Apple CarPlay dan Android Auto sebagai standar, mengekor Audi A4 di ruang belajar premium. Kami telah mencobanya dengan iPhone 7, dan Apple CarPlay-nya lumayan lancar meski melulu beberapa software saja yang dapat dijalankan.
Untuk Android Auto, kami belum mencobanya. Dibekali sistem Chevrolet MyLink, kami suka tampilannya yang minimalis dan lumayan mudah dalam pengoperasian. Bluetooth, navigasi, mirroring dan lain-lain telah standar. Mengandalkan ARKAMY 3D Surround Sound dengan 8 speaker, kualitas audio Captiva telah masuk kelompok bagus, lagipula didukung peredaman suara kabin yang mumpuni. Sayang, kami belum mengupayakan peredamannya di kecepatan tinggi, tapi guna dalam kota, paling oke.
Di bawah head unit, tersusun tombol-tombol untuk menata AC, dual zone climate control dengan mode auto pastinya. Lanjut ke bawa lagi, terdapat tombol untuk menata mode ECO, AC belakang, stability control, hazard dan Hill Descent Control, fitur yang akan memberi batas kecepatan mobil ketika menurun. Di samping ESP dan Hill Descent Control, Hill Start Assist dan Active Headrest telah standar.
Seluruh jok Captiva dibalut bahan kulit sintetis yang bagus dan rapi, hingga ke jok sangat belakang. Tidak empuk-empuk amat, namun masih enak bikin diduduki. Di baris kedua, Captiva menawarkan ruang kaki dan kepala yang lega guna postur rata-rata orang Indonesia. Panel pintu belakang pun lunak seperti di depan, dan kembali, anda akan mengejar kantong pintu yang kecil dan hanya dapat menampung tidak banyak barang.

Captiva mempunyai lantai baris kedua yang rata, jadi andai mau membawa 3 orang di baris kedua, semuanya bakal tertampung dengan kenyamanan kaki yang serupa-serupa. Ada power outlet bikin penumpang baris kedua dan armrest dengan cup holder. Kami tidak pernah mengerti, mengapa semua model Chevrolet (Trax, Captiva, Spin, Orlando) tidak punya fitur sliding di baris tengah. Padahal masih leluasa lho bikin digeser-geser agar penumpang baris ketiga bisa ruang.
Hal herannya lagi, di baris kedua tidak terdapat ventilasi AC, namun di baris ketiga justeru ada. Normalnya kan sebaliknya andai memang melulu niat menciptakan double blower, bukan triple blower. Masuk ke baris ketiga lumayan mudah dengan one touch tumble, namun ruangan di situ sedikit tidak cukup proper guna orang dewasa. Duduknya tidak enak, ruang kaki rentan mentok dengan bangku di depannya dan melulu penumpang kiri di baris ketiga saja yang berhak menata AC di baris ketiga.
Padahal ruang kepalanya masih oke. Inilah mengapa kami hendak ada sliding di jok baris kedua Captiva, guna memaksimalkan baris ketiganya. Tidak enak duduk di baris belakang Captiva, namun masih lebih mending daripada duduk di baris ketiga Nissan X-Trail. Dalam suasana semua jok terpakai, bagasi Captiva tidak luas-luas amat, lumayan untuk menampung 4 tas ransel atau koper, tetapi untung bibir bagasinya rata.
Ingin memperluas bagasi? Tarik tuas di jok baris ketiga yang terpisah, maka didapat bagasi luas yang rata dengan lantai bagasi aslinya. Jok baris kedua juga dapat dilipat rata lantai andai ruangan guna bagasi masih dirasa kurang. Ada lokasi penyimpanan tambahan di balik penutup lantai bagasi, dan ban serepnya terdapat di kolong mobil. Tipenya temporary, dengan pelek kaleng dan ban yang lain dengan keempat dan standarnya.
Captiva paling menjagokan fitur self-leveling rear suspension bawaannya. Fitur ini akan menangkal mobil mendongak ketika muatan penuh. Ketika mobil diberi muatan yang lumayan berat, suspensi belakang bakal naik untuk menciptakan mobil tetap rata dan handlingnya tetap bagus. Sayangnya, bantingannya bakal terasa agak mengganggu ketika fitur ini aktif dan muatan di kabin lumayan berat, tapi ketika berkendara biasa, tak bakal ada masalah. Rival di kelasnya tak punya fitur laksana ini.
Saat ini, Captiva hanya dipasarkan dalam versi mesin turbodiesel 2.000 cc 4 silinder, dengan tenaga 163 PS dan torsi 400 Nm yang disalurkan ke roda depan via transmisi otomatis produksi Aisin yang punya 6 percepatan. Kami tak merekomendasikan mesin ini untuk dipenuhi solar yang jelek, sebab akan memperpendek umur mesin, tarikan jadi lebih lemot dan asap knalpotnya ngebul. Captiva bensin? Sudah tak dijual, sebab lemot dan boros BBM.
Jika kamu memilih Captiva AWD, tenaga dan torsi bakal disalurkan 70% ke depan dan 30% ke belakang. Harga Captiva AWD lebih murah daripada yang FWD, sebab fiturnya jauh lebih sedikit. Kami suka finishing di ruang mesinnya, sangat apik dan tidak terkesan asal-asalan. Honda Civic Turbo yang harganya lebih mahal saja pengaturan ruang mesinnya jauh lebih berantakan daripada Captiva ini, laksana tumpukan cucian kotor.

Saatnya berkendara. Nyalakan kesatu kali mesin dieselnya, Captiva lumayan hening dan anteng untuk suatu mesin diesel ketika kita mendengarnya dari interior, namun bila di luar yaa… Biasa saja. Mulai mainkan setirnya, setir Captiva terasa berat sebab menggunakan hydraulic power steering, namun tidak berat sampai menciptakan berkeringat ketika memutarnya. Bagi feeling dan feedback setir, kami rasa ia bukan yang sangat komunikatif atau natural, meski mutu setirnya menciptakan mantap.
Mesin turbo diesel ini sangat dapat membawa Captiva berlari, terutama andai putaran dipertahankan di atas 2.000 rpm. Torsi 400 Nm tak kerepotan menghela mutu Captiva yang terdapat di angka 1,9 ton,. Mudah berakselerasi dengan mobil ini, namun tetap tidak sesadis mesin diesel Hyundai Santa Fe. Transmisinya lumayan sigap guna naik dan turun gigi tanpa mesti gunakan mode manual tiptronic-nya, dan kami bersyukur, mode manualnya tidak seaneh kepunyaan Trax yang gunakan tombol di tuas.
Suspensinya sendiri lumayan seimbang, keterampilan meredamnya masih menyerahkan kenyamanan yang lumayan meski tidak senyaman X-Trail, tetapi handlingnya pun terbilang oke guna mobil yang bobotnya hampir 2 ton, dengan body roll yang masih masuk batas toleransi. Nah, giliran mengerjakan manuver putar balik, Captiva bakal merepotkan anda, sebab radius putarnya lumayan besar sampai-sampai kita mesti pintar-pintar dalam memungut ancang-ancang.
Keselamatan? Hoho… Captiva paling yakin dan memasarkan di sisi ini. Di samping ESP, HSA, HDC, Blind Spot Monitoring, Rear Cross Traffic Alert, jok ISOFIX, ABS, EBD dan seluruh fitur yang sejumlah sudah dilafalkan duluan, Captiva punya cukup tidak sedikit airbag, yaitu dual front, side dan curtain airbag. Bagi yang mengkhususkan fitur keselamatan komplit, kamu layak pertimbangkan mobil ini.
Jadi bagaimana? Well, kamu harus agak naif andai memutuskan memilih Captiva baru, sebab dikomparasikan lawan yang telah ganti model, umur model Captiva telah lumayan tua dan tidak cukup mentereng, baik di luar maupun dalam. Beberapa poin lain laksana kantong pintu yang kecil, radius putar yang besar, tidak terdapat sliding dan kisi AC di baris kedua, feeling setir yang tidak cukup oke dan sejumlah hal minus lain, tergolong reliability-nya. Mobil ini dipanggil “Craptiva” di Australia bukan tanpa alasan.
Namun guna urusan value for money, Captiva paling juara. Dengan harga selama 400-450 jutaan, ia ialah salah satu SUV/Crossover yang sangat kaya fitur, di bina dan diciptakan dengan paling baik serta niat, lega di dalamnya, multimedia dan konektivitas ruang belajar wahid, dibekali mesin yang cukup, kombinasi pas kenyamanan dan pengendalian serta fitur keselamatan yang komplit bak nasi goreng spesial gunakan telur dadar.
Hanya saja, kami tetap hendak melihat Chevrolet – terserah inginkan GM Amerika atau GM Korea – mendesain dan merancang Captiva baru guna menggantikan model yang ini. Apa opinimu? Sampaikan di kolom komentar!

Agar lebih jelas, tonton video review Chevrolet Captiva diesel ini di unsur atas artikel.