Toyota 4X4
Jakarta, KompasOtomotif – Sistem penggerak All-Wheel Drive marak dipakai mobil-mobil mewah ketika ini, khususnya untuk SUV menengah-atas. Dipadukan dengan komputer canggih, sistem dapat mendistribusikan tenaga ke seluruh roda cocok beban atau situasi jalan yang dilalui.

Fungsinya juga meningkat. Tak hanya bermanfaat untuk medan berat, tetapi pun fungsional sebagai penyokong fitur keselamatan. Sistem penggerak itu dengan cerdas membaca situasi daya cengkram ban, kemudian menambah penyaluran tenaga pada ban beda yang tak ”terjebak”.
Sistem ini bermanfaat untuk situasi jalan licin sebab air atau kerikil. Semakin solid kegunaannya jika mengarungi medan bebatuan atau situasi jalan off-road. Kontrol ban pun menjadi lebih baik, terutama ketika berakselerasi atau pun berbelok. Dengan begitu, kestabilan dan respon kendaraan meningkat, serta risiko selip dapat dikurangi.

Misalnya, ketika roda kanan depan dan belakang pada lokasi basah, otomatis komputer menyerahkan traksi dan porsi tenaga yang lebih banyak untuk roda depan dan belakang sebelah kanan. Contoh lain, mobil dalam situasi menikung ke kiri, otomatis roda kanan belakang bakal mendapatkan tenaga lebih besar.
Salah satu yang memakai teknologi ini ialah Toyota Fortuner 4X4 dengan Full Time All-Wheel Drive. Jika tuas digiatkan ke posisi ”H”, seluruh roda bergerak dengan penyaluran 40:60 pada roda depan dan belakang.

Limited Slip Differential (LSD) dengan sensor torsi menciptakan sistem dapat mendeteksi situasi ban. Jika di antara as roda terjebak lubang atau lumpur, tenaga dialihkan ke as roda lainnya guna membantu terbit dari ancaman.
Kelebihan lain
Menariknya, tak laksana AWD pada umumnya, di sistem penggerak Fortuner ada pilihan layaknya mobil 4X4 profesional dengan low-range gear. Tuas pemindah sistem gerak di posisi ”HL, mobil dapat digunakan di medan lumayan berat. Diferensial tengah dikunci, kemudian tenaga dipecah rata antara as roda depan dan belakang. Sementara LSD tidak difungsikan. Daerah perkebunan atau jalanan perbukitan dengan batu dan lumpur ialah ”makanannya”.

Lalu terdapat tuas dengan posisi ”LL” digunakan untuk off-road berat. Dalam situasi ini, diferensial tengah tetap dikunci, lalu, komparasi gigi yang terbit dari transfer case diperbesar. Alhasil, torsi melonjak dan mobil dapat merayap dalam kecepatan rendah. Distribusi tenaga sama besar antara kedua poros membuatnya tidak pernah kehilangan traksi ketika merayap naik.
Menariknya, bila dipakai dalam situasi normal, kendaraan juga dapat bergerak melulu dengan dua roda (2WD) andai posisi tuas dipindah ke N. Artinya, sistem ini mengalirkan tenaga ke semua roda bila diperlukan.