Toyota Celica 1994
Jakarta, Media – Biasanya mobil konsep diciptakan hanya sebagai acuan sebelum menciptakan mobil buatan masal. Jika sebelumnya seseorang dari Ukraina memodifikasi Mitsubishi Eclipse menjadi replika Lamborghini Reventon, sekarang pria asal Jakarta mempunyai nama Andy atau sering disapa Liank, dengan mobil sedan Mitsubishi Galant VR tahun 1994 diolah dan dimodifikasi menjadi wujud suatu supercar konsep dengan desain futuristik.

“Idenya murni dari saya sendiri waktu menyaksikan gambar konsep Lamborghini yang bahkan belum diproduksi sampai saat ini,” Ucap Andr, pembesut Toyota 86 dan Toyota Celica ini.
Untuk mewujudkan obsesinya mengolah Mitsubishi Galant menjadi wujud supercar masa depan, modifikasi Double-7 Cars Modification dikontak. Lalu mobil yang sering dijuluki Galant ‘Lele’ ini diterondoli sampai menyisakan sasis, kaki-kaki dan mesin. Desain bodi di bina ulang dengan material yang didominasi pelat galvanis.

“Proses penciptaan murni hand-made, ilham desain bodi mobil ambil misal dari die-cast, begitu pun patokan perhitungan skala 1:1 dimensi berdasar die-cast,” tukas Irwan Setiawan, juragan Double-7 Cars Modification di Buah Batu, Bandung, Jabar ini.
Pada desain bonnet meruncing dengan tarikan garis patah khas supercar asal negeri pizza itu. Garis bodinya berlanjut ke kaca depan yang diciptakan lebih merebah. Pilar-pilar bodi juga semuanya dirancang ulang sampai ketinggian atap tereduksi. Otomatis elevasi bodinya ikutan turun nyaris setengah dari standarnya.
Detail bodi laksana lampu utama dan lampu belakang didesain ulang dengan format diagonal tajam yang atraktif paduan projector dan lampu LED. Ciri khas supercar tak tak sempat ikut disertakan. Salah satunya dua pintu utama yang sudah merealisasikan model scissor.

Pegangannya manfaatkan pelat baja setebal 1 cm yang dijadikan engsel dan didukung pegas hidrolis ganda di tiap pintunya. Lalu ruang roda ikut menyesuaikan bodi yang melar dan dimensi roda baru yang lebih besar.
Kabin yang semula dapat memuat sampai lima penumpang, sekarang menyisakan dua jok saja di depan. Otomatis kabin tengah sampai bagasi menyisakan ruang yang lebih luas. Sangat memungkinkan dan lumayan leluasa guna menempatkan sekian banyak peranti audio.
Berhubung sang empunya gemar berkendara sembari memperhatikan lantunan lagu dengan suara yang berkualitas, maka Boy dari gerai Audio Creations ditunjuk untuk memenuhi kekosongan ruang bagasi dengan seperangkat audio pilihan.

Di unsur tengah bagasi berjejer apik dua power amplifier Code Audio 4 kanal yang disandingkan suatu power amplifier monoblok LM Audio 3200. Ketiga power amplifier ini bertugas mendorong keluaran suara mumpuni lewat dua pasang speaker Cello Coaxial SX dan sepasang speaker Cello Ultimate 6 inci yang ditempatkan di kabin depan.
Dentuman bass ikut didukung dua subwoofer Cello XL 12 inci di kabin belakang. Kesemuanya dikomandani head unit Kenwood DDX 4031. Perubahan volume dan tata letak kabin pastinya berimbas pada instalasi. “Kesulitannya yakni mengekor pola ruang bodi baru yang telah berubah, seperti format dasbor dan trim pintu baru meskipun bagasi lebih leluasa,” jelas Boy yang buka gerai di Mega Glodok Kemayoran, Jakpus ini.