Truck Cabe
MATARAM – Sebelas provinsi bakal mendapat kiriman cabai dari Lombok. Selama Februari 2017, jumlah cabai yang diantar pulaukan sejumlah 558,647 ton. Jumlah itu lebih tidak sedikit dibanding Januari 2017, sejumlah 29,786 ton.

Sekretaris Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat (NTB) Baiq Rusniati menyatakan bahwa terjadi penambahan selama harga di luar meningkat. “Ya, cabe Lombok dikirim ke luar wilayah jika harganya bagus,” katanya laksana dikutip GoNews.co dari Tempo.co, Sabtu (11/3/2017).
Sebulan yang lalu, Februari 2017, terbanyak mengisi permintaan saudagar di Kepulauan Riau sejumlah 426,814 ton disusul DKI Jakarta sejumlah 70,035 ton, Sulawesi Selatan 22,710 ton. Lainnya ialah disuplai ke Riau 18,123 ton, Sumatra Barat 12,710 ton, Kalimantan Barat 10,120 ton. Selebihnya di bawah 2,1 ton.
Sedangkan pada Januari 2017, NTB mengisi cabai rawit 25,9 ton guna Kepulauan Riau 17,25 ton, DKI Jakarta 4,5 ton, Riau 2 ton, Sumatra Barat 1,65 ton, Bangka Belitung 500 kilogram.

Adapun cabe keriting 3,875 ton yang dikirim ke DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Riau dan Sumatra Barat. Sedangkan cabai merah sebagai sampel destinasi Sumatra Selatan.
Petani cabai di Lombok mengikuti eskalasi harga dari permintaan saudagar luar daerah. Kalau melambungnya harga tersebut oleh petani dinyatakan dampak musim hujan yang tidak menentu sampai-sampai merusak tumbuhan cabai.
Petani dan sekaligus saudagar cabe di Lombok Timur Haji Subhan asal Desa Kerongkong Suralaga Kabupaten Lombok Timur menjelaskan untuk Tempo, Rabu 8 Maret 2017. “Sekarang belum musim. Nanti Juni hasilnya,” katanya.

Sekarang ini ia di desanya hanya dapat mendapatkan dua ton saja seharinya. Sedangkan andai bulan Juni dapat mengumpulkan 20 ton atau selama lima truck. “Cuaca yang menjadi hal utama,” ujarnya.
Haji Ihsan dari Desa Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur pun menuliskan hal cuaca Ekstrim menjadi kurangnya suplai cabai. “Kematian tanamannya lumayan tinggi,” kata dia.
Menurutnya tidak sedikit petani yang memetik tanamannya walaupun masih termasuk muda. Harga cabai yang rusak melulu Rp 48 ribu – Rp 50 ribu. Tetapi guna yang cabai yang bagus, petani menjualnya sampai Rp 150 ribu perkilo. “Tetapi Karang yang merah,”‘ katanya menyinggung cabe rawit yang permintaan nya tinggi oleh saudagar Jakarta.
Sebaliknya, cabai keriting yang membludak produksinya tidak tidak sedikit diminta Jakarta. Semalam, kata Ihsan, yang diangkut ke luar Lombok menjangkau 10 – 15 truck setiap memuat empat ton.
Ihsan di Lendang Nangka sebagai Penggerak Membangun Desa membawahi Lima kumpulan petani. Rinawan selaku Ketua Kelompok Tani Tetu-Tetu di Lendang Nangka mengakui hal cuaca ekstrim mengakibatkan rendahnya harga jual perkilo sampai Rp 27 ribu. Tetapi saudagar pengumpul menjualnya Rp60 ribu – Rp70 ribu. “Ini siapa bermain harga, ” ujarnya.