Fortuner Vrz
Jakarta, AutonetMagz – Toyota Fortuner sangat tak asing untuk orang Indonesia, semenjak tahun 2005 silam, mobil ini diperkenalkan dan menjadi pelopor SUV 7 seater di Indonesia. Namun sayangnya kelahiran mobil ini tidak disambut baik dikarenakan pemakaian mesin bensin 2.700 cc yang menjadi opsi satu-satunya di Toyota Fortuner.

Di tahun 2007, pilihan mesin diesel masuk ke Indonesia, lantas penjualannya tidak banyak lebih baik dan langsung menjadi volume maker untuk Toyota Fortuner. Dan di tahun 2009, Mitsubishi Pajero Sport muncul di Indonesia dan menjadi primadona pada ketika itu. Uniknya, dengan hadirnya Pajero Sport pada waktu tersebut tidak menciptakan penjualan Toyota Fortuner menyusut, malah penjualannya ikut menanjak sebab tren evolusi SUV 5 seater monocoque yang di kekuasaan oleh Honda CR-V sekarang justru berpindah ke Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport.
Saat ini telah 11 tahun Toyota Fortuner muncul di Indonesia, dan di tahun 2016 ini, Fortuner generasi kedua mempunyai basis baru yang sangat bertolak belakang dibandingkan dengan model lama. Lantas apakah lebih baik dari model sebelumnya? AutonetMagz bakal membahasnya secara komprehensif di tulisan ini.
Sebelumnya kami pernah membuat tulisan first impression review Toyota Fortuner di tulisan berikut : First Impression Review Toyota Fortuner VRZ 2016
Get In The Car
Masuk ke dalam Toyota Fortuner baru kini terasa tidak banyak lebih sulit, ia lebih tinggi, tetapi rangka atap mobil ini lebih rendah, guna masuk kedalam saya dan anda butuh menundukan tidak banyak kepala anda ke dalam. Setelah duduk di dalamnya, mobil ini mempunyai posisi mengemudi yang lebih tinggi dan lebih baik dikomparasikan dengan Fortuner lama. Apalagi kami suka desain kursi Fortuner baru ini.
Tentunya saat masuk ke dalam interior, kami sedikit menyimak betapa mewahnya interior Fortuner baru, desain barunya lebih mewah dan futuristik, penempatan panel kayu yang pas, lekukan dashboard yang anggun dipadu dengan material berbobot | berbobot | berkualitas membuat anda terpana bakal kemewahan Toyota Fortuner teranyar ini. Rasanya Toyota telah sukses membuat Fortuner naik kelas dikomparasikan dengan model sebelumnya.

Sayangnya urusan itu tidak tercermin saat kita mengobarkan mesin. Tekan tombol Push Start Stop Engine, dan mesin terasa masih bergetar dalam suasana idle, yang kami tidak suka getaran mesinnya terasa hingga bagian kaki pengemudi dan suara mesin pun masih terasa, disini kami merasa mesin Super GD Engine tidak laksana mobil diesel canggih pada umumnya.
Oke, kami masih mengupayakan berpositive thinking, barangkali saja si pemiliki memenuhi bahan bakar jenis Solar biasa, tetapi saat kami tanyakan, ternyata empunya mobil selalu memakai bahan bakar Diesel dari negara Eropa yang kadar sulfurnya jauh lebih rendah dikomparasikan dengan Solar, bahkan struk pembeliannya ditunjukan ke kita. Jadi…. ya kelihatannya Toyota mesti merevisi engine mounting dan peredaman kabin pada Fortuner versi facelift berikutnya.
Let’s Drive
Turunkan tuas rem tangan dan injak pedal gas perlahan-lahan, melalui jalan bergelombang dan polisi tidur, mobil terasa lebih empuk dikomparasikan dengan generasi sebelumnya, tetapi rasa suspensi kaku mobil ini masih tidak banyak terasa dalam batas acceptable untuk mengawal body roll mobil ini. Tapi dibanding dengan model sebelumnya, body roll mobil ini lebih terasa bila dipakai untuk berbelok.
Soal pengendaraan, kami setuju dengan Toyota yang menyerahkan SUV ladder frame ini suspensi yang empuk, karena diciptakan se-kaku apapun juga, pemakaian ladder frame pada suatu SUV akan paling sulit melawan keenakan berkendara dan kenyamanan yang ditawarkan oleh SUV dengan sasis monocoque. Daripada susah-susah memburu fun-to-drive yang hampir mustahil, lebih baik diciptakan mengejar kenyamanan saja sekalian.
Tapi sayangnya dengan suspensi yang lebih lunak dan body roll yang lebih terasa, mobil ini tidak dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan aktif laksana Electronic Stability Control untuk menangkal terjadinya oversteer atau understeer yang disebabkan oleh manuver setir mendadak. Seharusnya mobil ini dilengkapi dengan perlengkapan semacam tersebut untuk menjaga ketenteraman penumpang ketika berkendara.

Setelah mengupayakan handlingnya di kecepatan rendah, kali ini anda akan tidak banyak bersenang-senang bareng mesin 2.4 Super GD Engine kepunyaan Toyota Fortuner ini. Pertama anda ubah dulu mode berkendara menjadi Power Mode yang disediakan oleh Toyota. Kita dapat memilih mode berkendara dengan 3 opsi mulai dari ECO Mode, Normal dan Power Mode guna berkendara lebih kencang.
Mesin baru Toyota Fortuner ini mempunyai tenaga yang lebih besar dikomparasikan dengan model sebelumnya meskipun ukurannya lebih kecil 100 cc. Mesin ini dapat mengeluarkan tenaga sampai 150 Ps dan torsi 400 Nm, lumayan besar dikomparasikan dengan model sebelumnya yang mempunyai tenaga 144 Ps dan 380 Nm. Tapi percaya atau tidak, Toyota Fortuner model sebelumnya memiliki mutu sebesar 1.885 Kilogram menurut keterangan dari website Toyota, versi Fortuner masa sekarang bobotnya meningkat lebih dari 200 kilogram menjadi 2.135 Kilogram, atau lebih dari 2 Ton!
Data mutu baru Fortuner ini lumayan sulit guna didapatkan, sebab di situs Toyota Indonesia dan Toyota Thailand sengaja tidak mencantumkannya, kami menemukan data itu dari situs Toyota Australia yang mempunyai Toyota Fortuner model terbaru laksana Indonesia. Lantas apakah mutu mobil ini sama dengan Toyota Fortuner versi Indonesia? Entahlah, semoga saja mutu Toyota Fortuner versi Indonesia dapat lebih ringan sebab pemakaian plat bodi yang lebih tipis ringan.
Oke, jadi bagaimana dengan akselerasinya? Akselerasi Fortuner teranyar ini menurut keterangan dari kami tidak terasa spesial, tidak cukup lebih sama saja laksana Toyota Fortuner model sebelumnya yang memakai mesin VNTurbo. Berdasarkan keterangan dari hitungan kasar kami, saat menggunakan Power Mode, mobil ini dapat berlari dari 0 ke 100 kilometer perjam dalam waktu selama 13 detik. Dan performa mobil ini terasa linear, tidak punchy pada Rpm rendah laksana mobil-mobil diesel canggih pada umumnya. Mungkin karena mutu yang bertambah, peningkatan tenaga mesin Fortuner ini jadi terasa biasa saja.
Untungnya performa mesin yang terasa standar itu masih tertolong tidak banyak dengan pemakaian transmisi 6 percepatan yang telah dilengkapi dengan paddle shifter, sehingga andai kita hendak menyusul kendaraan di depan kita, kita lumayan turunkan gigi ke Rpm yang tepat guna mendapatkan performa yang lebih baik tanpa mesti menantikan transmisi menurunkan gigi secara otomatis. Transmisi baru ini punya ciri khas yang lebih halus dikomparasikan transmisi 4 percepatan yang anda kenal. Pilihan mode Powe dan Eco menolong mesin dalam menilai Rpm berapa mobil ini mesti mengubah gigi guna performa maupun keiritan bahan bakar.
Ada yang unik pada mesin Super GD engine Toyota ini, dimana mesin yang mempunyai redline di angka 4.400 Rpm ini bakal terasa kehilangan nafasnya saat memasuki Rpm 4.000 sampai 4.400. Sebaiknya sebelum masuk ke 4.000 Rpm, anda sudah mengalihkan gigi guna mendapatkan performa maksimal.

Pedal-pedal mobil ini sekarang diciptakan lebih lunak baik guna gas dan rem, namun lagi-lagi pengeremannya agak sedikit membuat kecewa mengingat pemakaian rem tromol pada unsur belakang. Sisanya ya biasa-biasa saja, kami tidak mengejar sesuatu yang spesial saat mencoba Toyota Fortuner teranyar ini.
Kesimpulan Review Toyota Fortuner VRZ
Sebelum anda menyimpulkan, saya hendak mengatakan bahwa Toyota Fortuner yang mempunyai mesin diesel, sasis ladder frame dan 7 seater ini memang di desain sebagai SUV heavy duty yang lebih nyaman untuk dipakai ke luar kota atau mengembara jarak jauh. Tapi menyaksikan Toyota Fortuner teranyar ini kami menyaksikan mobil ini sepertinya hendak menyasar konsumen yang memerlukan sebuah MPV guna perkotaan.
Contohnya gini, Toyota membuat Fortuner generasi kedua ini lebih terfokus pada kenyamanan, kemewahan, tampang yang canggih luar dalam dan fitur-fitur pemanja guna di perkotaan laksana power back door dan all auto up power window. Improvement-improvement di sektor tersebut paling baik untuk suatu SUV yang mengkhususkan pemakaian di dalam kota.
Sedangkan untuk suatu SUV heavy duty untuk terbit kota dan perjalanan jauh, seharusnya Fortuner diciptakan menjadi mobil yang lebih bertenaga, lebih lega dan lebih enak dipakai untuk jarak jauh, bukan menjadi lebih sempit laksana di Fortuner ini. Maksudnya gini, ya bila mau kejar kemewahan dan kenyamanan di dalam kota, lebih baik beli saja SUV dengan sasis monokok, tidak butuh repot-repot beli SUV ladder frame.
Tapi bagaimanapun juga, kami suka dengan Toyota Fortuner terbaru, dia lebih keren, cantik luar dalam dan jauh lebih mewah dikomparasikan dengan model sebelumnya. Sayangnya mobil ini menjadi lebih sempit, mesin dan transmisinya biasa saja dan perangkat safety yang diserahkan masih sekedar pencitraan semata sebab untuk versi lengkap melulu tersedia di varian 4×4.

What we like
– Tampilan eksterior
– Interior lebih mewah
– Power tailgate
– Suspensi lebih nyaman
We don’t
– Tenaga dan getaran mesin
– Kabin lebih sempit
– Semakin limbung
– Active safety features minim
– Suara audio