Honda City 2000
Kronologi kejadian berawal saat Mobil Honda City yang dikemudikan oleh Diki (30th) berangkat dari Desa Blitar, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Small sedan ini dipenuhi 7 orang penumpang di samping supir yang masing masing mempunyai nama Gatot Sundari (29th), Indra (33th), Novianti (31th), Dewi Erlina (39th), Genta Wicaksono (3th), Galih (6th),dan Surini (54th) berangkat untuk menghadiri hajatan family mereka di Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Mura.

Memasuki kota Lubuklinggau, mobil tersebut kemudian melewati jalan pilihan Lingkar Barat, yang mana pada ketika bersamaan tengah diselenggarakan razia stasioner dengan dipimpin Kapolsek Lubuk Linggau Timur AKP M Ismail dan Padal Ipda Fransisko Yosef (Kanit Pam Obvit Sat Sabhara Polres Lubuk Linggau) di pertigaan Jalan Fatmawati. Razia ini pun diberitakan resmi, menurut Sprin /410/IV/2017/Tgl 17 April 2017/Polres llg, dan sebelumnya telah dihimbau guna tidak memakai senjata api.
Saat mengarungi jalan tersebut, Honda City yang dikemudikan Diki otomatis turut dihentikan oleh petugas, tetapi mobil tak berhenti, malah malah tancap gas dan nyaris menabrak petugas. Melihat gelagat yang mencurigakan, petugas langsung memburu mobil tersebut memakai mobil patroli Mitsubishi Kuda, dan ketika pengejaran menjangkau jalan SMB II Kel. Margamulya, anggota polisi mencungkil 10 kali tembakan ke arah Honda City tersebut.
Dan di jalan Lingkar HM Suharto, Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Selatan II, serupa di depan kantor Bank Mandiri kesudahannya mobil korban sukses dipepet petugas, dan diberhentikan. Namun, semua penumpang mobil tak kemudian keluar, sampai-sampai polisi memecahkan kaca dan memaksa semua penumpang keluar. Tragisnya, kelihatannya pihak kepolisian tak memahami bahwa mobil itu berisikan 2 anak – anak, dan sejumlah orang paruh baya yang terluka terpapar timah panas.

Dikabarkan bahwa korban atas nama Surini meninggal dunia sebab tertembus peluru di perut. Sedangkan korban atas nama Indra mengalami situasi kritis sesudah tertembus peluru di leher unsur depan. Sedangkan Gatot terluka di unsur punggung, dan Diki sang pengemudi tertembak di perut unsur kiri. Sisanya ialah Novianti yang terluka di pundak kanan, Dewi Erlina yang terluka di bahu kiri atas, dan Genta, bocah yang terpapar peluru di kepala unsur kiri, di dekat telingannya. Sedangkan seorang anak lain, yakni Galih, selamat tanpa luka apapun. Kesemua korban diculik ke Rumah Sakit Siti Aisyiah guna mendapatkan bantuan terhadap luka yang mereka derita.
Ini suatu kejadian yang menciptakan kita yang mendengarnya lumayan prihatin. Tanpa inginkan menyalahkan atau membela di antara pihak, pasti kejadian ini tak bakal terjadi andai tak terdapat penyebabnya. Dari sisi family korban, sudah tentu sebuah duka mendalam kehilangan orang yang dicintai, dan pun melihat kerabat mereka tergolek lemah. Dari sisi Kepolisian, pasti ini bakal menorehkan empiris kelam.
Namun andai kita mau unik mundur seluruh kronologis, seharusnya kejadian ini tak mesti terjadi sedemikian rupa. Pastinya anda tak memahami apa yang terdapat di benak sang pengemudi sampai nekat menerobos barikade razia Polisi, urusan tersebut sendiri dapat dikatakan lumayan fatal. Selain tersebut membawa 8 orang (termasuk pengemudi ) dalam suatu small sedan kepunyaan Honda yang seharusnya melulu boleh dipenuhi 5 orang pun dapat dikatakan suatu pelanggaran. Dan faktanya, dari kabar yang kami himpun di Tribunnews, nopol mobil itu tak tercatat di data Samsat. Kemungkinan dengan memahami bahwa mengerjakan pelanggaran, disinyalir pengemudi ketakutan dan menghasilkan rentetan urusan tersebut, kami tak menyalahkan pihak berwajib tentunya andai menemukan mobil yang gerak-geriknya mencurigakan.

Namun sekali lagi, kami juga tak menuliskan bahwa pihak berwajib tak melakukan kekeliruan disini. Memang mereka pantas melakukan pengejaran, sebab tindakan mobil itu mencurigakan. Namun alih – alih menembak ban ataupun mengerjakan penghadangan, oknum polisi malah malah memberondong mobil dengan tembakan. Tentu, andai kita merujuk berpulang kepada pesan Kapolsek Lubuklinggau, maka perilaku oknum itu menyalahi mandat yang diserahkan pada razia tersebut.
Dan permasalahan ini juga mendapat perhatian dari Kapolri, Bapak Tito Karnavian yang berasumsi bahwa kejadian ini ialah dampak diskresi yang tidak cukup tepat dari anggotanya. Kini oknum Polisi penembak mobil City ini sudah ditangani oleh Polda Sumatera Selatan, yang disupervisi eksklusif oleh Mabes Polri dengan mengantarkan tim khusus. Mereka bakal menilai apakah tahapan yang dilaksanakan oknum tersebut cocok atau berlebihan. Namun pasti kita bercita-cita penanganan permasalahan ini dapat transparan dan tegas, sampai-sampai kejadiaan laksana ini tak bakal terulang lagi.
Terakhir, pasti kejadian terjadi sebab ada hal beda yang mendahuluinya, yang menjadi penyebab urusan itu terjadi. Di sisi pemakai jalan, pasti kita dituntut kesadaran tinggi guna mentaati peraturan, baik terdapat atau tak terdapat petugas di lapangan. Jika kalian tertangkap tangan melanggar, ikuti saja formalitas yang ada, toh tak bakal membahayakan nyawa kalian. Jadi, berhubungan masalah ini, pro kontra dapat saja terjadi, tetapi kita mesti menanggapinya dengan kepala dingin dan pun pemikiran yang dewasa. Berdasarkan keterangan dari anda, bagaimana pendapatnya berhubungan masalah ini?

Kami redaksi Media color=’red’> menyampaikan turut bersedih cita untuk keluarga korban yang meninggal dan luka luka.
Berikut cuplikan video detik-detik penembakan family di mobil Honda City yang diunggah oleh Eko Prasetyaji yang berada di tempat kejadian.