Mazda 1000
Beberapa masa-masa lalu, Mazda3 sempat muncul di tanah air. Kini, sejumlah penyegaran telah menciptakan modelnya jauh lebih menarik. Apa saja bedanya dengan pendahulunya?

Masih lekat dalam memori kita dimana rentang tahun 2004-2009 Mazda3 dalam format sedan dan hatchback pernah dijual di Indonesia.
Berharap dapat mencuri beberapa kue dari penggemar Jazz dan Yaris. Mobil bermesin 2.000 cc itu nyatanya bukan senjata yang lumayan baik guna menjadi idola baru.
Khususnya guna tipe hatchback, seolah melenggang di jalan sunyi dengan melulu beradu powerful dengan Ford Focus hatchback yang penjualannya tidak seindah rupanya.
Setelah dirasakan tidak menguntungkan, generasi kedua Mazda3 pun gagal digondol ke Negeri Batik.
Meski mempunyai sejarah yang tidak cukup menyenangkan, urusan itu tidak menciptakan PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai agen sah Mazda yang baru, ciut nyali untuk menjual Mazda3 hatchback 2017.
Bersamaan dengan peluncuran 4 produk lainnya, Mazda3 diperkenalkan Eurokars di Grand Ballroom, Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, (14/3).

Saat Media color=’red’> menyaksikan bentuknya kesatu kali, garis-garis bodi yang seksi sempat menculik perhatian.
Dengan memperlihatkan Kodo Desain, khas generasi canggih Mazda, penampilan model teranyar semakin unik dan atraktif.
Bahkan boleh dikatakan, mobil berikut yang paling unik setelah MX-5 dari lima model yang ditampilkan.
Dibandingkan dengan pendahulunya, pastinya mobil anyar ini berjaya dengan sekian banyak fitur kenyamanan dan pun fitur keselamatan yang tersemat di dalamnya.
Interior Mazda3 teranyar dirasa lebih nyaman dan moderen. Posisi mengemudi juga terasa lebih sporty dan presisi.
Generasi III dihadiahi dimensi bodi, panjang 4.460 mm, lebar 1.795 mm, tinggi 1.455 mm. Berbeda dengan model gen I, yang dibuat 4.591 mm x 1750 mm x 1.500 mm.
Sementara untuk wheelbasenya, gen III malah unggul dengan panjang 2.700 mm dikomparasikan 2.639 mm.

Selisih 61 mm atau 6.1 cm ini menjadi modal untuk Mazda guna memanjakan penumpang belakang dengan ketersediaan leg room yang lebih lega.
Walau pada kenyataannya, tinggi atap gen III ini lebih pendek 4.5 cm. Namun urusan tersebut dapat diakali dengan posisi duduk penumpang belakang yang lebih landai.
Dari sektor mesin, dua-duanya dipersenjatai mesin berkapasitas 2.000 cc beda generasi. Generasi III telah mengadaptasi teknologi Skyactiv.
Meski EMI belum melahirkan detailnya, tetapi paling tidak kita dapat mengintip performanya CX3 yang muncul dengan jenis mesin yang sama.
Di atas kertas, mesin generasi ketiga membukukan muntahan daya sebesar 158 dk dan torsi 200 Nm.
Angka ini lebih besar dikomparasikan gen 1 dengan torehan angka 148 dk dan torsi 187 Nm.
Kendati disebutkan tidak terdapat selisih yang lumayan besar, tetapi dari sisi pemakaian bahan bakar dirasa lumayan signifikan.
Data yang sukses dihimpun, gen kesatu mampu mencatatkan jarak 10 L /100km (1 liter : 10 km, dalam kota) dan 7,6 L /100 km (1 liter: 13,2 km, tol).
Angka ini dibetulkan oleh gen III dengan daftar 7,1 L /100 km (1 liter : 14 dalam kota) dan 5,8 L/100 km (1 liter : 17,2 km, tol).
Hasil yang lumayan signifikan, walau untuk pasar Indonesia baru bakal diketahui setelah mengerjakan test drive dengan situasi di sini.
Apakah Mazda3 hatchback akan bercahaya di ruang belajar yang sepi penggemar ini?