Mazda Cx2
Industri otomotif Indonesia memang terbilang paling dinamis. Satu dasawarsa lebih segmen Low MPV merajai penjualan. Sontak seluruh merek berduyun-duyun menjadi pemain di ruang belajar tersebut. Tapi, setelah keperluan beralih, mendadak selera masyarakat berubah ke segmen SUV. Namun di masing-masing waktu, segmen hatchback selalu memiliki momentumnya sendiri guna berakselerasi sebagai kendaraan yang kompak, menawarkan desain yang atraktif dan bahkan menjadi opsi utama orang berjiwa muda.

Kamipun berpeluang mempertemukan dua model sangat atraktif yang kami uji lewat sesi komparasi. Hadir dalam pengujian ini, ialah model All New Jazz RS model year 2016 dan All New Mazda2 GT.
Tak terdapat yang memungkiri andai status Jazz ialah sebuah hatchback. Seperti kami sebut di atas, persyaratan dasar suatu hatchback terdefinisi secara menyeluruh pada sosok mobil yang telah beredar di Indonesia lebih dari satu dasawarsa ini. Komposisi bodi yang kompak, DNA hatchback yang mempunyai komposisi sedan dengan buritan yang terpangkas merupakan bentuk standar hatchback.
Di beda sisi, Mazda muncul dengan mengedepankan bagian sporti. Sejatinya, Mazda bukanlah pencipta mobil sangat kencang sejagad raya. Tapi dari historis di dunia motorsport, mobil-mobil Mazda tidak jarang kali dapat membuat ‘feel’ yang menghadirkan senyuman ketika menungganginya.
Disini SKYACTIV menjadi pusat perhatian. Mereka mengupayakan merepresentasikan keasyikkan berkendara yang sporti. Mereka mengibaratkannya bak penunggang kuda yang menyatu dengan tunggangannya, ke dalam Mazda2 lewat teknologi mutakhir.
Desain
Honda Jazz mempunyai strategi yang menarik pada sektor ini. Mereka menjaga kesan gambot demi menghadirkan dimensi yang dapat mengakomodir kelapangan, tetapi berkat penyegaran desainnya, Jazz dapat hadir sebagai hatchback yang atraktif. Secara keseluruhan, daripada menyebutnya sebagai suatu hatchback, Jazz lebih pantas menyandang pemaparan sebuah mini MPV yang modern.

Di sisi kompetitor, Mazda2 tampil dengan pola desain sama dengan lini Mazda lainnya yang memakai bahasa desain KODO. Tapi borongan bodinya tampil lebih kompak dan malah tampak simpel tetapi futuristik. Nuansa hatchback yang kompak begitu terasa. Bagi membuatnya tampil canggih pun, software lampu LED dicantumkan di sekian banyak sudut laksana Daytime Running Light (DRL) yang melingkari headlamp LED-nya.
Kepraktisan
Di parameter ini, kami berani menyinggung bahwa Jazz ialah hatchback yang dapat menghadirkan sisi kepraktisan terbaik di kelasnya. Ia ialah sebuah hatchback, yang sejatinya mempunyai keterbatasan ruang di kabin. Namun tidak, Honda memilih menghadirkan kabin yang lapang bak MPV 5-seater. Dengan ruang yang lapang tersebut, Anda bakal mempunyai keleluasaan untuk menata konfigurasi lokasi duduk. Kualitas ini membuatnya tak berlebihan dinamakan sebagai Mini MPV, dengan pemangkasan bangku baris ketiga.
Alih faedah ruang pun mudah dilaksanakan dengan teknik melipat bangku baris kedua yang dinamakan Ultra Seat, sampai-sampai tercipta ruang dengan elevasi optimal. Hal ini dimungkinkan sebab Honda telah mengalihkan posisi tangki bensin yang seringkali ada di bawah bangku penumpang belakang, sehingga dapat diciptakan ruang lebih lapang.
Hal ini bertolak belakang cukup signifikan dengan Mazda2. Kabin belakangnya dikomparasikan Jazz terbilang paling sempit. Bagi penumpang setinggi penguji (184 cm) pasti akan kelemahan ruang guna kaki dan kepala. Sandarannya juga tergolong paling tegak yang akan menciptakan lelah andai dalam perjalanan panjang. Ditambah lagi ketidakhadiran arm rest di tengah sandaran, tidak terdapat cup holder di pintu, semakin menegaskan mobil yang memang lebih nikmat guna dikendarai sendiri. Kapasitas bagasinya pun tidak cukup mumpuni, dengan fleksibilitas pengubahan ruang pun sangat terbatas.
Kenyamanan
Di segi kenyamanan, Jazz menawarkan keleluasaan ruang. Hal inipun terasa baik di bangku penumpang belakang. Hal ini lantaran dipanjangkannya rentang wheelbase dari semula 2.500 mm menjadi 2.530 mm. Leg room maupun head room di bangku depan dan belakang paling suportif. Sedangkan di sektor suspensi, walau telah dilaksanakan peracikan ulang, redamannya lebih pantas disebut sopan ketimbang nyaman tetapi masih tak sebaik Mazda2.
Sedangkan Mazda2, unggul dari kenyamanan berkat jok semi bucket paling suportif dengan ergonomika yang pas guna orang berpostur tinggi sekalipun. Posisi mengemudi dapat diciptakan rendah (low slung) dan posisi setir tinggi tepat di depan dada. Tarik sedikit cakupan (reach) setir untuk mempermudah manuver. Dan hasilnya, posisi mengemudi layaknya di dalam suatu sportscar. Sedangkan dukungan suspensi Mazda2 yang paling pas, membuatnya mempunyai bantingan yang baik saat bertemu beragam medan.

Fitur
Mazda2 GT layak jumawa dan tinggi hati soal hal fitur bila dikomparasikan dengan Honda Jazz RS. Dapat disebutkan Mazda2 GT sebagai varian tertinggi, mempunyai fitur yang lazimnya ada pada mobil premium dengan harga dua kali lipat. Paling mutakhir ialah i-ACTIVSENSE atau Active Safety Technology yang sangat menolong dalam menangkal terjadinya kecelakaan. Fitur tersebut tergolong Smart City Brake Support (SCBC), Blind Spot Monitoring System (BSM), Rear Cross Traffic Alert (RCTA) dan Lane Departure Warning System (LDWS).
Selain tersebut Mazda2 pun mempunyai fitur keselamatan aktif laksana Dynamic Stability Control (DSC), Traction Control System (TSC), Hill Launch Assist (HLA), rem ABS+EBD+BA dan dual airbags. Belum lagi menyinggung fitur infotainment MZD Connect berupa monitor layar sentuh 7-inci yang telah terintegrasi dengan sistem navigasi dengan pengaturan melewati commander control multi-fungsi di konsol tengah. Paling unik ada pada fitur Active Driving Display yang akan hadir di atas dasbor saat mesin mulai menyala. Membuat empiris berkendara semakin berkesan sporti.
Semua tersebut tidak dipunyai oleh Honda Jazz RS yang praktis melulu mengandalkan rem ABS+EBD dan dual airbags sebagai fitur keselamatan. Layar monitor memang lebih banyak (8-inci) dan telah mempunyai koneksi HDMI dan MirrorLink kompatibel. Tapi tidak adanya sistem navigasi meminimalisir nilai dari semua fitur unggulan di head unit terbarunya. Namun terdapat satu fitur di Jazz RS yang tidak dipunyai Mazda2 GT, yakni cruise control. Fitur yang meningkatkan kenyamanan untuk pengemudi andai sedang berkendara jauh di jalan bebas hambatan.
Performa
Diatas kertas, performa Honda Jazz seharusnya lebih unggul daripada Mazda2. Ouput tenaga terdaftar 118 hp dengan torsi 145 Nm, berbanding tenaga Mazda2 sebesar 108 hp dan torsi 141 Nm. Kami belum bisa membuktikannya dengan data tetapi dari hasil adu sprint sepanjang 200 meter, dua-duanya dapat disebutkan berimbang.
Penyaluran tenaga dan torsi dua-duanya mempunyai karakter yang paling berbeda. Mazda2 begitu mengasyikkan layaknya mengemudikan mobil transmisi manual walaupun transmisinya melulu otomatis konvensional. Tenaga tersalur ganas ditiap 6-kecepatan seolah tanpa tidak sedikit terbuang. Apalagi bila menggiatkan mode Sport-nya, putaran mesin terasa enteng dan senang bermain di rpm tinggi.

Honda Jazz kembali memakai CVT yang memang diperuntukkan guna kenyamanan dan efisiensi. Tidak terdapat sensasi sport laksana yang ditawarkan oleh Mazda2. Penyaluran tenaga dilangsungkan sangat halus ingin membosankan, namun tersalur paling efektif tanpa terjadi power loss. Dengan kata lain, performa Jazz sama dengan Mazda2 tetapi tidak terasa, tidak laksana Mazda2 yang sarat sensasi.
Value For Money
Mengukur value for money sangat sehubungan erat dengan apa yang konsumen dapatkan terhadap duit yang sudah dikeluarkan. Dengan banderol Rp 294,3 juta guna Mazda2 GT warna Soul Red, berarti lebih mahal Rp 31,3 juta dibanding Honda Jazz RS ekuivalen Rp 263 juta.
Tunggu dulu, bukankah antar dealer terjadi perang diskon besar-besaran untuk menjangkau target penjualan mereka. Jika Mazda2 ditawarkan dalam diskon yang paling besar sedangkan Honda tidak, maka harga dua-duanya pun bakal saling berdekatan. Nah, sebab Mazda2 unggul mutlak dari segi fitur kenyamanan, infotainment, dan keselamatan dikomparasikan Honda Jazz, jelas sekali Mazda2 pulang unggul dari segi value for money.
Kesimpulan
Keduanya adalah compact hatchback yang menjadi pertimbangan konsumen di pasaran ketika ini. Walaupun bergenre sama, namun mempunyai pendekatan bertolak belakang dalam menjawab keperluan akan suatu hatchback. Mazda2 GT dengan jelas menafsirkan filosofi ‘Jinba Ittai’ berupa karakter berkendara sporty yang mengasyikkan untuk dikendarai sendiri. Dari posisi mengemudinya saja telah terasa sporty, diperbanyak luapan tenaga yang enerjik dan pengendalian lincah, stabil, dan menyenangkan.
Sedangkan Jazz, walaupun tidak pernah lepas dari karakter Honda yang pun mengedepankan sisi sporty, mempunyai kepraktisan dan akomodasi yang layaknya suatu MPV keluarga. kita tidak bakal pernah kesempitan bila sedang sedang di dalam kabin Honda Jazz. Ruang kepala dan kaki berlimpah demikian pula dengan lokasi bagasi. Namun duduk dibalik kemudi tidaklah semenyenangkan laksana berada di dalam Mazda2. Pilih Jazz bila sering membawa serta tidak sedikit penumpang dan barang. Tapi pilih Mazda2 andai Anda tipikal orang yang suka dan merasakan mengemudi.

Namun kami mesti tunduk pada parameter dalam perbandingan kali ini. Dari semua elemen yang sudah ditentukan untuk mencocokkan keduanya, Mazda2 mengalahkan Jazz secara telak. Kami berjuang memberikan pandangan secara obyektif tanpa memblokir mata terhadap kelemahan yang ada. Mazda2 menonjol dari segi desain, kenyamanan, fitur dan value for money yang bagus. Honda Jazz melulu menang dari segi kepraktisannya yang menjadi kelebihan Jazz semenjak generasi kesatu. Mazda2-lah pemenangnya dan kami memang menyenangi karakter berkendara yang ditawarkan.